Wednesday, July 17, 2019

KARAKTERISTIK SISWA SMP / MTS

Karakteristik Siswa SMP / MTS

Karakteristik Siswa SMP / MTS. Salah satu tugas guru SMP / MTS adalah memahami Karakteristik Siswa SMP / MTS. Siswa SMP / MTS rata-rata benunur 13-15 tahun. Kelompok usia tersebut digolongkan pada kategori masa remaja. Menurut Endang Poerwanti & Nur Widodo (2000:45) masa remaja berlangsung pada usia 13-21 tahun. Pada fase ini harus dilewati peserta didik dengan berbagai kesulitan dan hambatan, bukan saja bagi remaja tetapi juga bagi masyarakat dan orang-orang di sekitamya. Perkembangan anak pada masa ini sangat labil karena merupakan masa peralihan dari masa anak-anak untuk memasuki dunia dewasa.

Sunarto & B. Agung Hatton (2006:26) menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa ketika:
a)    Individu berkernbang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saatnya mencapai kematangan seksual.
b)    Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c)    Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.

Sarlito Wirawan (2006:52) mendefinisikan masa remaja sebagai masa peralihan dan anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam arti  psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu perubahan-perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dan perubahan-perubahan fisik itu. Diantara perubahan-perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh. Selanjutnya mulai berfungsinya alat-alat reproduksi dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.

Perubahan-perubahan fisik tersebut menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pertumbuhan badan yang sangat mencolok dan perubahan bentuk fisik pada remaja memerlukan penyesuaian-penyesuaian diri bagi remaja tersebut. Penyesuaian diri tidak selalu dapat dilakukannya dengan mulus terutama jika tidak ada dukungan dari orang tuanya.

Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Anak remaja yang sudah duduk di bangku SMP maupun SMA umumnya menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari di sekolahnya. Hal ini berarti bahwa hampir sepertiga dan waktu setiap harinya dilewatkan remaja di sekolah, sehingga pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besar.

Menururt Piaget (Kartini Kartono, 2007: 30) sebagian besar anak usia remaja sudah mampu memahami konsep-konsep  abstrak dalam batas-batas tertentu,Gurudapat membantu remaja untuk melakukan hal ini dengan selalu menggunakan ketrampilan proses dalam pembelajaran dan dengan memberi penekanan penguasaan konsep. Karena, siswa usia remaja masih dalam proses penyempurnaan penalaran, maka guru hendaknya waspada bagaimana siswa mengintepretasi ide dalam kelas, dengan memberi kesempatan mereka melakukan diskusi. Sebagian siswa remaja tentu memiliki lamunan dan fantasi. Di lain pihak pengalaman mereka akan kenyataan hidup belum sepenuhnya terisi, maka guru hendaknya memberi kesempatan pada remaja untuk mengembangkan imajinasinya dan memberi kesempatan siswa mengembangkan rasa ingin tahu.

Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa SMP adalah : (1) tergolong anak usia remaja, karena berusia antara 13-15 tahun, (2) mengalami perubahan fisik sehingga berpengaruh terhadap perubahan perilaku (3) mengalami perkembangan psikologis dari kanak-kanak ke dewasa, dan (4) ingin didengar suaranya, dihargai dan diakui keberadaannya.

Mencermati sifat-sifat khusus remaja tersebut maka dalam pelajaran di sekolah perlu diperhatikan perkembangan remaja, temasuk upaya penyesuaian diri di sekolah, sebab pengajaran yang tidak sesuai dengan kehidupan remaja akan menimbulkn perilaku negative sebagai perwujudan protes kelompok remaja. Untuk itu proses pengajaran dan pengelornpokan siswa perlu dilakukan pendekatan-pendekatan yang dapat membuat remaja menjadi “Jinak” sehingga mempermudah rernaia belajar dan menyerap materi yang dipersyararatkan.

Endang Poerwanti & Nur Widodo ( 2000 : 125 ) mengemukakan bahwa kondisi yang perlu dikembangkan untuk mempermudah remaja belajar dan menyerap materi di sekolah antara lain :
a)    Belajar pada kelompok remaja akan dapat dipermudah bila guru dapat mengupayakan adanya keseimbangan antara pembatasan dan otoritas dengan pemberian kebebasan, yaitu pemeliharaan disiplin dengan pengembangan kreatifitas.
b)    Belajar dapat dipermudah, bila dalam proses belajar mengajar remaja diperlakukan sebagai individu berharga, dimana suaranya didengar guna pilihannya diperhitungkan dan sebagainya.
c)    Belajar akan lebih efektif bila remaja tahu bahwa dirinya dikenal, diakui keberadaannya, diterima oleh kelompok, dan kehadirannya cukup punya arti bagi lingkungannya.
d)    Belajar akan memperoleh hasil maksimal bila setiap guru dapat memahami keberadaan remaja dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki sehingga remaja merasa  aman dalam proses pembelajaran di kelas.
e)    Pengembangan self confidence  sangat  membantu motivasi siswa dalam belajar. Suasana belajar  akan lebih bersemangat bila angka-angka untuk penentuan posisi remaja dalam kelompok diminimalkan.

Demikian uraian singkat tentang Karakteristik Siswa SMP / MTS. Semoga ada manfaatnya dalam meningkatan kompetensi guru khusus dalam kaitannya dengan kompetensi pedagogik, terima kasih.


= Baca Juga =



Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon