![]() |
Karakteristik Siswa SMP / MTS |
Karakteristik Siswa SMP / MTS. Salah satu tugas guru SMP / MTS adalah memahami Karakteristik Siswa SMP / MTS. Siswa SMP / MTS rata-rata benunur 13-15 tahun. Kelompok usia tersebut digolongkan pada kategori masa remaja. Menurut Endang Poerwanti & Nur Widodo (2000:45) masa remaja berlangsung pada usia 13-21 tahun. Pada fase ini harus dilewati peserta didik dengan berbagai kesulitan dan hambatan, bukan saja bagi remaja tetapi juga bagi masyarakat dan orang-orang di sekitamya. Perkembangan anak pada masa ini sangat labil karena merupakan masa peralihan dari masa anak-anak untuk memasuki dunia dewasa.
Sunarto & B. Agung
Hatton (2006:26) menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa ketika:
a) Individu
berkernbang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder
sampai saatnya mencapai kematangan seksual.
b) Individu
mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa.
c) Terjadi
peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relative lebih mandiri.
Sarlito Wirawan (2006:52)
mendefinisikan masa remaja sebagai masa peralihan dan anak-anak ke dewasa,
bukan hanya dalam arti psikologis,
tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan
gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu perubahan-perubahan psikologis
muncul antara lain sebagai akibat dan perubahan-perubahan fisik itu. Diantara
perubahan-perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa
remaja adalah pertumbuhan tubuh. Selanjutnya mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.
Perubahan-perubahan fisik
tersebut menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pertumbuhan badan yang
sangat mencolok dan perubahan bentuk fisik pada remaja memerlukan
penyesuaian-penyesuaian diri bagi remaja tersebut. Penyesuaian diri tidak
selalu dapat dilakukannya dengan mulus terutama jika tidak ada dukungan dari
orang tuanya.
Sekolah adalah lingkungan pendidikan
sekunder. Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari
dimasukinya selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Anak remaja yang sudah
duduk di bangku SMP maupun SMA umumnya menghabiskan waktu sekitar tujuh jam
sehari di sekolahnya. Hal ini berarti bahwa hampir sepertiga dan waktu setiap
harinya dilewatkan remaja di sekolah, sehingga pengaruh sekolah terhadap
perkembangan jiwa remaja cukup besar.
Menururt Piaget (Kartini
Kartono, 2007: 30) sebagian besar anak usia remaja sudah mampu memahami
konsep-konsep abstrak dalam batas-batas tertentu,Gurudapat
membantu remaja untuk melakukan hal ini dengan selalu menggunakan ketrampilan
proses dalam pembelajaran dan dengan memberi penekanan penguasaan konsep.
Karena, siswa usia remaja masih dalam proses penyempurnaan penalaran, maka guru
hendaknya waspada bagaimana siswa mengintepretasi ide dalam kelas, dengan
memberi kesempatan mereka melakukan diskusi. Sebagian siswa remaja tentu
memiliki lamunan dan fantasi. Di lain pihak pengalaman mereka akan kenyataan
hidup belum sepenuhnya terisi, maka guru hendaknya memberi kesempatan pada
remaja untuk mengembangkan imajinasinya dan memberi kesempatan siswa
mengembangkan rasa ingin tahu.
Berdasarkan beberapa teori
diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa SMP adalah : (1) tergolong
anak usia remaja, karena berusia antara 13-15 tahun, (2) mengalami perubahan
fisik sehingga berpengaruh terhadap perubahan perilaku (3) mengalami
perkembangan psikologis dari kanak-kanak ke dewasa, dan (4) ingin didengar
suaranya, dihargai dan diakui keberadaannya.
Mencermati sifat-sifat
khusus remaja tersebut maka dalam pelajaran di sekolah perlu diperhatikan
perkembangan remaja, temasuk upaya penyesuaian diri di sekolah, sebab
pengajaran yang tidak sesuai dengan kehidupan remaja akan menimbulkn perilaku
negative sebagai perwujudan protes kelompok remaja. Untuk itu proses pengajaran
dan pengelornpokan siswa perlu dilakukan pendekatan-pendekatan yang dapat
membuat remaja menjadi “Jinak” sehingga mempermudah rernaia belajar dan
menyerap materi yang dipersyararatkan.
Endang Poerwanti & Nur
Widodo ( 2000 : 125 ) mengemukakan bahwa kondisi yang perlu dikembangkan untuk
mempermudah remaja belajar dan menyerap materi di sekolah antara lain :
a) Belajar
pada kelompok remaja akan dapat dipermudah bila guru dapat mengupayakan adanya
keseimbangan antara pembatasan dan otoritas dengan pemberian kebebasan, yaitu
pemeliharaan disiplin dengan pengembangan kreatifitas.
b) Belajar
dapat dipermudah, bila dalam proses belajar mengajar remaja diperlakukan
sebagai individu berharga, dimana suaranya didengar guna pilihannya diperhitungkan
dan sebagainya.
c) Belajar
akan lebih efektif bila remaja tahu bahwa dirinya dikenal, diakui keberadaannya,
diterima oleh kelompok, dan kehadirannya cukup punya arti bagi lingkungannya.
d) Belajar
akan memperoleh hasil maksimal bila setiap guru dapat memahami keberadaan
remaja dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki sehingga
remaja merasa aman dalam proses
pembelajaran di kelas.
e) Pengembangan
self confidence sangat membantu motivasi siswa dalam belajar. Suasana
belajar akan lebih bersemangat bila
angka-angka untuk penentuan posisi remaja dalam kelompok diminimalkan.
Demikian uraian
singkat tentang Karakteristik Siswa SMP
/ MTS. Semoga ada manfaatnya dalam meningkatan kompetensi guru khusus dalam
kaitannya dengan kompetensi pedagogik, terima kasih.
No comments