Sunday, October 27, 2019

SEJARAH DAN MAKNA SUMPAH PEMUDA

 Sejarah dan Makna Sumpah Pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda tidak lepas dari Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Secara historis perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebelum tahun 1908 dan sesudah tahun 1908. Perjuangan sebelum tahun 1908 selalu dapat digagalkan oleh penjajah. Hal itu karena perjuangan masih bersifat kedaerahan, dan perjuangan masih berupa perjuangan fisik dengan senjata yang sederhana. Kegagalan perjuangan yang telah dilakukan mendorong pejuang mengubah taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Awal tahun 1908 mulailah bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI. Sejak saat itu arah perjuangan bangsa Indonesia pun makin tegas, yaitu mewujudkan persatuan nasional.

Pada tahun 1908, nama Indonesia untuk pertama kalinya di gunakan oleh Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di negeri Belanda. Organisasi ini awalnya bernama Indische Vereeniging. Namun, pada tahun 1922 nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging, tetapi pada tahun yang sama namanya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia. Para pahlawan kita, seperti Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo, dan DR. Mohammad Hatta, turut memopulerkan istilah Indonesia untuk mengimbangi istilah ‘Hindia Belanda’ yang dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu.

Sejarah Sumpah Pemuda ditandai dengan diadakannya Kongres Pemuda 1 di Jakarta pada 30 April-2 mei 1926, dan Kongres Pemuda 2 yang juga diselenggarakan di di Batavia (Jakarta) pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928.

1) Kongres Pemuda I
Terselenggaranya Kongres Pemuda I tidak terlepas dari adanya Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai didirikan Perhimpunan Pelajar – pelajar Indonesia (PPPI), tetapi peresmiannya baru pada tahun 1926.anggota- anggotanya terdiri dari pelajar-pelajar sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung. Para tokoh PPPI antara lain adalah : Sugondo Djojopuspito, sigit, Abdul Sjukur, Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, Rohjani, S. djoenet Poesponegoro, Kunjtoro, Wilopo, Surjadi, Moh. Yamin, A.K. gani, Abu Hanifah, dan lain-lain. PPPI di Indonesia sering mendapatkan kiriman majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Disamping majalah Indonesia Merdeka  terbitan PPPI di negeri Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan majalah Indonesia Raya. Yang pemimpin redaksinya Abu Hanifah. Pandangan organisasi PPPI sudah menunjukkan persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terdapat pada PI. Pemuda-pemuda di Bandung menginginkan agar mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Hal itu didasarkan atas dorongan Mr. sartono dan Mr. Sunario
Pada tanggal 20 Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah menjadi Pemuda Indonesia. Para pemimpin organisasi pemuda Indonesia ini ialah Sugiono, Sunardi, Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso, Soelasmi, Kotjo Sungkono, dan Abdul Gani. Sedangkan ketuanya pertama kali ialah Sugiono. Mengenai gerakan politik organisasi pemuda ini belum belum ikut langsung dalam gerakan politik. Selama beberapa tahun diperdebatkan bentuk persatuan yang diinginkan.

Akhirnya para pemuda Indonesia sepakat untuk mengadakan Kongres Pemuda yang berlangsung di Jakarta pada 30 April-2 mei 1926. Kongres Pemuda 1 bertujuan untuk Membentuk badan sentral organisasi pemuda menjadi bahasa persatuan atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu antara lain sebagai berikut :
a. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia (walaupun dalam hal ini masih tampak samar – samar)
b.Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan yang kolot, dan lain – lain.


2) Kongres Pemuda II
Namun, sampai berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal 28 oktober 1928 organisasi Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara langsung di bidang politik Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita – cita persatuan Indonesia, walaupun perumusannya masih samar – samar dan belum jelas. Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana untuk memfusikan organisasi mereka dengan alas an untuk mewujudkan persatuan Indonesia dan persamaan cita – cita. Peleburan (fusi) dari organisasi pemuda itu ternyata semakin lama semakin diperlukan karena kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk organisasi masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan pemuda kaum Theosofi. Hal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu diselenggarakan Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan daerah masih sangat menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah mendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga masih tampak sifat mementingkan daerah misalnya tentang adat yang ada di daerah masing – masing. Untuk membentuk cita – cita bersama seperti rasa persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal – hal tersebut sangat menghambat. Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puas dan ingin melanjutkan Kongres Pemuda yang berikutnya. Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para peserta dan pemimpin Kongres telah menunjukkan usaha yang keras untuk mencapai suatu cita – cita persatuan. Namun, mengingat baru pertama kali Kongres Pemuda dilaksanakan, maka untuk mencapai cita – cita yang dikehendaki masih mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh. Tabrani pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap pembicaraan yang menjurus kearah perbedaan adat dan pandangan, segera diambil jalan tengah untuk dinetralisasi.

Oleh karena itu, dalam kongres banyak pidato yang berjudul Indonesia Bersatu para pemuda diharapkan memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama, dan daerah. Juga secara jelas diuraikan tentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan ditekankan masalah- masalah yang perlu mendapat perhatian pemuda untuk meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai cita – cita Indonesia merdeka.

Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih sulit untuk membentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita – cita Nasional. Selain itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah air dan juga belum ada anggota PI yang mengikuti Kongres pemuda 1 tersebut. Oleh karena itu, cita – cita untuk mencapai persatuan memang belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya Kongres Pemuda II yang akan diselenggarakan. Memang dapat dipahami, bahwa kondisi politik sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya pemberontakan komunis yang gagal dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda terus meningkatkan pengawasan pergerakan nasional dalam bidang politik. Itu artinya manifestasi persatuan pemuda Indonesia berhasil diwujudkan dalam Kongres Pemuda II pada 26 – 28 Oktober 1928. dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua                   : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua        : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara          : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I         : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II        : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III       : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV      : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V       : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta :  Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali, Setiawan, Darsa, Sigit (Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda, Sjahpuddin Latif, Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati (Volksraad), Jos Masdani, Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi, Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut

  • PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
  • KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
  • KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).


Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Setelah mengenal Sejarah lahirnya Sumpah Pemuda, Lalu apa makna Sumpah Pemuda ? Makna Sumpah Pemuda harus dipahami oleh segenap bangsa Indonesia, terutama untuk pemuda dan pemudi yang menjadi masa depan bangsa. Sumpah pemuda merupakan kebangkitan pemuda Indonesia dari berbagai penjuru daerah untuk menyatakan kecintaannya pada tumpah darah Indonesia. Perjuangan pemuda untuk kemerdekaan Indonesia sangat vital, pemuda merupakan tonggak pergerakan perlawanan terhadap penjajah. Sumpah pemuda lahir pada tanggal 28 Oktober 1928, pentingnya peristiwa ini membuat bangsa Indonesia memperingati hari sumpah pemuda setiap 28 Oktober.

Pentingnya kelahiran peristiwa ini membuat segenap pemuda di Indonesia harus mengetahui makna yang terkandung didalamnya. Makna sumpah pemuda dapat di kita artikan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

1) Makna Sumpah Pemuda dilihat dari isi yang tersirat dalam naskah sumpah pemuda
Dari isi sumpah pemuda tersirat makna yang sangat penting untuk bangsa Indonesia. Makna sumpah pemuda bagi generasi muda terkandung dalam 3 isi penting momen sejarah ini.
Apapun makna dan pengertiannya, satu hal yang pasti adalah bagaimana momen ini harus dijadikan sebagai titik untuk mempersatukan bangsa Indonesia.
a) Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Mengandung makna bahwa setiap pemuda berjuang sampai darah penghabisan untuk menjunjung tinggi tanah air Indonesia.
b) Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia
Ingin mengikarkan bahwa pemuda dan tumpah darah Indonesia menjunjung tinggi bangsa Indonesia. Perjuangan untuk berkorban pada satu satunya bangsa tercinta yaitu Indonesia.
c) Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia
Indonesia memiliki keragaman bahasa dari berbagai suku dan budaya. Untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan, pemuda sepakat untuk menggunakan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

2) Makna Sumpah Pemuda Bagi Generasi Muda dan Pelajar
Makna sumpah pemuda bagi generasi muda adalah untuk mengenang bagaimana semangat para pemuda dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Puncaknya terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda bersatu dalam berjuang untuk tumpah darah Indonesia. Jadi apa yang dapat di ambil generasi muda saat ini?
1.    Pemuda harus berjuang demi kemajuan bangsa Indonesia
2.    Menjaga persatuan bangsa yang memiliki kemajemukan adat dan budaya
3.    Menjunjung tinggi persatuan Indonesia di atas segalanya.
4.    Mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah dengan kegiatan yang positif.
5.    Menjunjung tinggi budaya Indonesia
6.    Bangga menjadi tumpah darah dan bagian Indonesia.

Berikut ini implikasi makna sumpah pemuda bagi Generasi Muda dan Pelajar
1.Semangat belajar
Siswa dan mahasiswa tugasnya untuk belajar di lembaga masing-masing. Oleh sebab itu meningkatkan semangat belajar berarti mewujudkan semangat sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannnya adalah untuk mewujudkan prestasi belajar yang memuaskan.
2.Semangat kebersamaan
Nilai sosial dari peringatan sumpah pemuda adalah membangun dan memelihara kebersamaan di antara sesama siswa maupun sesama mahasiswa. Semangat kebersamaan ini akan mereduksi kasus tawuran antar siswa/mahasiswa. Ini perlaku yang harus dihindarkan karena merusak silaturrahmi, merusak sarana dan fasilitas yang dibangun dengan dana yang tak sedikit.
3.Semangat berpikir kritis
Berpikir kritis itu penting bagi setiap siswa/mahasiswa. Ini perwujudan dari proses berpikir positif untuk mencipta atau membangun sesuatu yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak. Prestasi belajar siswa/mahasiswa di berbagai disiplin ilmu secara nasional dan regional adalah hasil belajar dengan menerapkan semangat berpikir kritis.
4.Semangat sosial dan budaya
Indonesia memiliki kultur budaya dan sosial yang beragam. Namun demikian tetap satu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Budaya lokal yang ada di tempat sekolah masing-masing dikembangkan sehingga menjadi khasanah milik bangsa Indonesia sendiri. Mencintai produksi dalam negeri merupakan salah satu contoh implementasi semangat sosial dan budaya.
5.Semangat beribadah
Siswa/mahasiswa yang cerdas dan pintar perlu dibarengi dengan semangat beribadah yang kuat. Prestasi belajar dan semua yang diraih tergantung pada doa dan usaha seseorang. Oleh sebab itu taat beribadah merupakan penerapan semangat sumpah pemuda untuk mewujudkan niat dan cita-cita.

3) Makna Sumpah Pemuda Bagi Masyarakat Indonesia
Sebagai masyarakat yang penuh dengan kemajemukan, bangsa dan masyarakat Indonesia harus yakin bahwa pemuda memiliki peran vital dalam pembangunan bangsa.
1.    Pemuda memiliki peran penting bagi negara, jadi peran aktif pemuda harus diberdayakan dan dimanfaatkan untuk hal yang positif.
2.    Pemuda merupakan motor reformasi dan perjuangan, mustahil perjuangan melawan penjajah dapat dilakukan tanpa pemuda. Begitu juga untuk mengisi kemerdekaan dibutuhkan peran serta pemuda untuk menjadi bangsa yang maju.
3.    Menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia.

Makna sumpah pemuda bagi masyarakat Indonesia harus dijadikan pedoman dalam kebangkitan dan kebersamaan seluruh elemen bangsa. Sebagai pemuda, ada baiknya mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif dan menjalankan ideologi negara dengan baik. Pemuda tidak hanya diperlukan di masyarakat, reformasi menunjukkan pemuda juga dapat terlibat aktif pada sistem pemerintahan Indonesia.




Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon