Friday, June 28, 2019

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI TK DAN SD KELAS BAWAH

 PRINSIP  BELAJAR  DAN PEMBELAJARAN DI TK DAN SD KELAS BAWAH

Prinsip  belajar dan pembelajaran  merupakan  ketentuan  hukum  yang  harus  dijadikan pegangan  di  dalam  pelaksanaan  kegiatan  belajar.  Seorang  ilmuwan berpendapat  bahwa  belajar  anak berbeda  dengan  belajar  orang dewasa  karena  anak  belajar  setiap  saat.  Prinsip  belajar  anak  akan memberikan  implikasi  terhadap  tugas  guru.  Cermati  prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang dapat digunakan di TK atau SD Kelas bawah, sebagai berikut.

a) Anak adalah pembelajar aktif
Ketika kita mengatakan anak aktif, yang perlu kita pahami adalah sifat-sifat  mulitidimensional  dari  aktivitas  anak  tersebut. Pertama ketika  mereka  bergerak,  mereka  mencari  stimulasi  yang  dapat meningkatkan  keselamatan  anak  untuk  belajar. Kedua,  anak menggunakan  seluruh  tubuhnya  sebagai  alat  untuk  belajar  dan melibatkan  semua  alat  indranya  seperti  merasakan,  menyentuh, mendengar,  melihat,  mengamati,  suatu  objek  atau  melakukan eksplorasi.  Contoh:  ketika  anak  melihat  buah  ia  akan melihat,meraba, mencium, menggigit.  Untuk mencoba rasanya, ia akan  menanyakan  buah  apa,  dan  ia  akan  mendengarkan penjelasan  tentang  nama  buah  tersebut  dari  guru  atau  orang  tua atau orang dewasa lainnya.  Ketiga, anak adalah peserta yang aktif dalam mencari pengalamannya sendiri. Ketika anak melihat mainan ia  akan  mencoba  sendiri,  mengidentifikasi  terdiri  dari  apa, bagaimana  cara  kerjanya  sampai  ia  menentukan  sendiri  tanpa diajari. Bagaimana menurut pendapat Anda implikasi prinsip-prinsip belajar tersebut terhadap tugas guru? Guru atau praktisi dalam memfasilitasi  belajar  anak  hendaknya  memberi  kesempatan kepada  anak  dengan  berbagai  rangsangan  maupun  kegiatan-kegiatan  dan  objek-objek,  benda,  benda  yang  dapat  merangsang indra  anak.  Anak  sebaiknya  memperoleh  pengalaman langsung (hands on experience). Misalnya anak diajak karyawisata ke kebun untuk  mengenal  tanaman.  Guru  harus  mengamati  anak  dengan cermat sehingga dapat mencari alternatif terbaik untuk memenuhi kebutuhan anak.

b) Belajar anak dipengaruhi oleh kematangan
Kematangan  merupakan  suatu  masa  dimana  pertumbuhan  dan perkembangan mencapai titik kulminasi untuk melaksanakan tugas perkembangan  tertentu.  Kematangan  yang  dicapai  oleh  setiap individu  pada  prinsipnya  berbeda.  Implikasinya  terhadap  guru adalah  guru  harus  memahami  bagaimana  kematangan  anak  itu dapat  dicapai,  dan  menetapkan  apa  yang  harus  dilakukan  dalam memfasilitasi kematangan tersebut. Contoh anak yang telah meiliki kematangan  untuk  menulis,  ia  akan  mudah  mengekspresikan keinginan atau pengalamannya melalui tulisan. Anak yang memiliki kematangan  untuk  membaca,  ia  akan  mudah  belajar  membaca apalagi  kalau  cara  yang  digunakan  sesuai  dengan  karakteristik perkembangan anak. 

c) Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan
Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak hanya dari kematangan,  tetapi  lingkungan pun memberikan  kontribusi  yang sangat  berarti  dan  sangat  mendukung  proses  belajar  anak.  Anak akan belajar dengan baik apabila merasa aman dan nyaman secara psikologis dalam lingkungannya.

Lingkungan  tersebut  bukan  hanya lingkungan  fisik,  tetapi  juga lingkungan psikologis”. Agar belajar anak optimal, maka diperlukan lingkungan  yang  dapat  menstimulasi  anak  untuk  melakukan berbagai  aktivitas  sehingga  anak  dapat  mengembangkan pemahaman  barunya  melalui  mengamati  atau  berpartisipasi dengan guru juga anak-anak lainnya,  atau dengan orang dewasa lainnya.Contoh  anak  akan  mudah  belajar  membaca  apabila disediakan area baca yang telah dilengkapi dengan bahan-bahan yang  memungkinkan  anak  melek  huruf.  Misalnya  tersedia  buku-buku yang  menarik  dan  dapat  menstimulasi  anak  untuk  belajar membaca, tersedia kartu kata. Huruf-huruf, Big Book, dan bahan- bahan  lain  yang  merangsang  anak  untuk  belajar  membaca. Lingkungan  sosial,  umpamanya,  melihat  orang  lain  membaca, disuruh membaca, dihargai ketika ia bisa, didorong, dimotivasi dan difasilitasi.

Bagaimana implikasinya terhadap tugas guru? Guru hendaknya mengatur  atau  mengorganisasi  lingkungannya  agar  kebutuhan biologis  dan  fisik  anak  terpenuhi.  Contohnya  di  sekolah  anak memerlukan  toilet  kapan  pun  mereka  membutuhkan,  atau  guru menyediakan ruang istirahat sehingga mereka bisa istirahat ketika mereka lelah. Lingkungan juga harus menyenangkan untuk anak. Ketika  mereka  harus  bermain  di  luar  tidak  membatasi  gerak mereka. 

d) Anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial
Pengalaman fisik adalah pengalaman yang diperoleh anak melalui pengindraan terhadap objek-objek yang ada di lingkungan sekitar anak  melalui  manipulasi  langsung,  mendengar,  melihat,  meraba, merasa,  menyentuh  serta  melakukan  sesuatu  dengan  benda-benda  yang  ada  di  lingkungan  anak.  Dengan  kegiatan  tersebut anak-anak akan memperoleh pengetahuan tentang benda-benda, bagaimana benda itu bekerja dan anak mencari hubungan antara benda  satu  dengan  benda  lain.  Pengetahuan akan  muncul  tidak hanya dari  kegiatan  pasiftetapi  juga  dari  aktivitas  berpikir  anak.  Contoh  ketika  anak  melihat  panci  ia  akan  melihat  panci  itu  apa, bagaimana  menggunakannya,  apa  hubungan  panci  dengan tutupnya dan sebagainya.

Pengalaman sosial anak dengan lingkungan fisik dan objek-objek juga  dipengaruhi  oleh  orang  lain.  Menurut  Vigotsky  ketika  anak bermain  dan  berkata  dengan  kelompok  atau  dengan  guru  dan dengan  orang  dewasa  lainnya,  mereka akan mengembangkan, mengubah,  menafsirkan  ide-idenya.  Contohnya;  anak  belajar bahasa  dari  lingkungannya  apabila  guru  di  sekolah  sering memberikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan guru, dengan anak lainnya, maka anak akan mudah berkomunikasi apalagi  jika  didukung  oleh  lingkungan  sosial  yang  hangat  dan menyenangkan,  misalnya  anak  dihargai  pendapatnya,  direspon pertanyaannya, diberi  penguatan  yang  bermakna baik  penguatan verbal  maupun  dengan  penguatan  non  verbal.  Contoh  pengutan verbal “Dimas  bagus sudah dapat menyelesaikan tugas dengan baik, mari beri tepuk tangan”.  Sedangkan contoh penguatan non verbal dengan gerakan mengacungkan jempol kepada anak yang sudah menyelesaikan tugasnya.

Bagaimana  implikasinya  terhadap  guru?  Guru  hendaknya menyediakan  lingkungan  belajar  bagi  anak  yang  dapat  memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi melalui lingkungan fisik maupun  lingkungan  sosial  sehingga  anak  akan  menemukan pengetahuannya  sendiri  dan  merefleksikan  dalam  berbagai aktivitasnya. Lingkungan seperti itu harus diciptakan oleh guru dan guru harus selalu memfasilitasi anak dalam belajar.

e) Anak belajar dengan gaya yang berbeda
Pernahkan Anda memperhatikan ketika anak sedang belajar? Anda tentu  akan  melihat  anak  yang  cepat  memahami  sesuatu  karena melihat.  Ada  juga  anak  yang  memahami  lebih  cepat  kalau mendengar  atau dia harus bergerak, menyentuh, memegang dan sebagainya. 

Seorang ilmuwan  berpendapat  bahwa  setiap  anak  memiliki  gaya belajar  berbeda.  Ada  yang  tipe auditif ada  juga  yang  tipe  visual, atau  kinestetik.  Contoh  anak  yang  tipe  visual,  akan  merespon sesuatu  secara  lebih  baik  terhadap  apa  yang  mereka  lihat.  Anak yang  tipe  auditif  akan  merespon  lebih  baik  terhadap  apa  yang mereka  dengar.  Gaya  belajar  anak  yang  kinestetik  adalah  yang selalu harus bergerak dan secara terus menerus menyentuh benda untuk mendapatkan konsep.

Implikasi  dari  prinsip  belajar  tersebut  terhadap  tugas  guru,  guru harus  menyediakan  kegiatan  yang  memungkinkan  anak  dapat menggunakan  saluran  penginderaan  sesuai  dengan  tipe belajarnya,  sehingga  konsep  atau  keterampilan-keterampilan tertentu dapat diperoleh anak. Guru perlu merancang kegiatan yang dibutuhkan  anak yang  dapat  memberi  kesempatan  pada  anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. 

f)  Anak belajar melalui bermain
Anak  dapatbermain di  rumah,  di  sekolah  dan  dimanapun dengan orang lain, dengan benda-benda dan ide-idenya sendiri. Di sekolah anak dapat bermain pada setiap area perkembangan. 

Menurut  Spodel  “Bermain  diartikan  sebagai  suatu  fundamental, karena  melalui  bermain  anak  memperoleh  dan  memproses informasi,  belajar  tentang  hal-hal  baru,  dan  melatih  keterampilan yang  sudah  ada.  Melalui  bermain  anak  dapat  memahami menciptakan  dan  memanipulasi  simbol-simbol  dan  melakukan percobaan dengan peran-peran sosial. Implikasinya terhadap tugas guru di sekolah, guru perlu menyediakan benda-benda atau objek-objek  yang  memungkinkan  anak  melakukan  kegiatan  bermain, apakah bermain peran, bermain konstruktif, bermain imajinatif, dan permainan  lainnya.  Selain  itu  guru  juga  perlu  menciptakan lingkungan  sosial  yang  mendukung  kegiatan  bermain  bagi  anak. Guru juga dapat menggunakan lingkungan sekolah sebagai sarana belajar anak yang dirancang secara efektif


= Baca Juga =



Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon