![]() |
Langkah-Langkah Penerapan Literasi Di Sekolah |
Langkah-Langkah
Penerapan Literasi Di Sekolah. Implementasi penumbuhan budaya literasi
di sekolah memerlukan
langkah - langkah sebagai berikut: persiapan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi,
dan tindak lanjut.
Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan
bahan, personal, dan
strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi hal- hal
yang telah dipersiapkan. Pemantauan, evalua si, dan tindak lanjut
merupakan kegiatan untuk
mengetahui efektivitas kegiatan
literasi yang telah dilaksanakan. Tiga
hal yang terakhir
ini tidak akan dibahas
di sini dan
dapat dicermati dalam Desain Induk GLS.
Penumbuhan literasi di
sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan
tersebut dilakukan dalam
tiga tahapan literasi
yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan
pembelajaran. Agar dapat
melaksanakan tiga tahapan
literasi tersebut diperlukan
kegiatan persiapan, sebagai berikut.
A. Persiapan
1. Rapat Koordinasi
Kegiatan ini
dilaksanakan untuk membicarakan
maksud dan tujuan
dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi digelar oleh kepala sekolah dan diikuti oleh :
a. Kepala Sekolah
b. Para Wakil Kepala Sekolah
c. Perwakilan Guru dan Karyawan
Tujuan rapat koordinasi ini antara lain:
a. Pemahaman tentang literasi
b. Pembentukan tim literasi
sekolah (TLS)
c. Penyusunan
garis besar program kerja literasi sekolah (dilanjutkan oleh TLS)
d. Persiapan materi sosialisasi lietrasi
2. Pembentukan Tim Li terasi
di Sekolah (TLS)
Kepala sekolah
membentuk TLS melalui Surat
Keputusan Kepala Sekolah
yang menyertakan tugas pokok
dan fungsi anggota
tim. Susunan anggota
TLS disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah masing-
masing. Pembentukan TLS
dapat dibaca dalam
buku “ Manual Pendukung Gerakan Literasi
Sekolah untuk Jenjang
Sekolah Menengah Pertama.”
(Kisyani - Laksono dkk. 2016).
3. Sosialisasi
a. Sosialisasi pada Guru dan K
aryawan .
Sosialisasi ini
dimaksudkan untuk menyamakan
persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang
pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b. Sosialisasi pada Siswa
Sosialisasi ini
bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi ,
dan mekamisme pelaksanaan literasi.
c. Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa
Sosialisasi pada
komite sekolah dan
orang tua siswa bertujuan
untuk memberi tahukan adanya kegiatan
literasi di sekolah dan
berharap agar komite
dan orang tua
siswa mendukung kegiatan tersebut
. Dalam kegiatan sosialisasi ini diperlukan narasumber yang memahami dan mampu
menjelaskan tentang literasi di sekolah.
4. Persiapan
Sarana Prasarana
Untuk menumbuhkembangkan budaya
literasi di sekolah
diperlukan ekositem sekolah
yang literat dengan dukungan
sarana dan prasarana
penunjang yang perlu dimiliki
oleh sekolah antara lain:
a. Perpustakaan sekolah (Permendiknas Nomor 24
Tahun 2007)
b. Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah
c. Satu set buku teks untuk setiap perserta
didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP
(Permendikbud No 23 tahun 2013)
d. Web sekolah yang disertai interface literasi
e. Akses internet di lingkungan sekolah
f. Banner,
spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi
B. Pelaksanaan
Pada dasarnya
ada tiga tahapan
pelaksanaan GLS di
sekolah, dimulai dari
Tahap Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai
pada tahap Pembelajaran.
1. Tahap Pembiasaan
Tahap
yang sebaiknya dilalui oleh setiap manusia, dimana pada tahap ini manusia
mempunyai pengalaman membaca yang menyenangan, di sekolah dan juga di
rumah. Pengalaman membaca yang menyenangkan sebaiknya dimulai sedini
mungkin, bahwa begitu manusia lahir ( 0 bulan ) - bayi lahir didunia siap untuk
belajar. Orangtua mengajak bayi berkomunikasi melalui sentuhan (belaian), suara
( bicara & nyanyian) dan membaca. Bacakan cerita kepada bayi/ anak sesegera
mungkin, bayi/ anak terpapar/ mengenal buku sedini mungkin melalui suara kedua
orangtuanya. Inilah masa-masa menyenangkan bersama orangtua yang akan terekam
dalam limbik anak - bahwa membaca adalah saat-saat yang menyenangkan, sehingga
anak mau melakukannya lagi, lagi dan lagi.
Tahap
pembiasaan yang disyaratkan GLS, adalah memberikan pengalaman membaca yang
menyenangkan di sekolah, bagi semua siswa. Program sederhana yang diperkenalkan
adalah membaca 15 menit setiap hari sebelum pelajaran dimulai dan buku yang
dibaca buku non pelajaran. Sekolah dapat memilih 2 jenis kegiatan untuk mengisi
membaca 15 menit ini, yaitu:
1.
Membacakan nyaring ( read aloud), dimana guru membacakan buku/ cerita kepada
anak
2.
Membaca mandiri, dimana guru bersama-sama dengan siswa membaca buku masing-masing.
Kedua
kegiatan membaca bertujuan:
a)
Membangun / mengkondisikan lingkungan fisik yang ramah literasi
b)
Anak/ siswa mempunyai teladan membaca
c)
Terjalin komunikasi yang baik melalui tanya-jawab seputar buku yang dibaca.
2. Tahap Pengembangan
Pada
tahap pengembangan, guru bisa menggunakan tabel atau peta cerita sebagai
kegiatan tindak lanjut. Semua peserta didik didorong untuk menuliskan ringkasan
cerita/buku dan respon mereka di dalam peta cerita/buku. Dalam tahap ini, Mari
Bertanya tentang Buku adalah Tanpa Penilaian Akademik. Untuk mendorong dan
memberikan apresiasi peserta didik atas upaya mereka, peta cerita/buku yang
sudah diisi bisa ditempelkan di dinding kelas. Selain itu, peserta didik juga
bisa diminta menyampaikan isian peta cerita/buku kepada teman dalam kelompok
atau di depan kelas.Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai Penilaian
Nonakademik.
3. Tahap Pembelajaran
Tahap
pembelajaran berarti bahwa peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas
kegiatan membaca lima belas menit selama kurun waktu tertentu. Diskusi tentang
isi buku juga sudah sering dilakukan di kelas. Dengan kata lain, peserta didik
sudah memiliki persepsi membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Dengan
demikian, daftar pertanyaan dan peta cerita/buku bisa dikembangkan menjadi
bagian pembelajaran bahasa dan menjadi Tagihan Akademik.
No comments