Monday, February 4, 2019

PENGERTIAN LITERASI

Pengertian Literasi

Pengertian Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana  siswa  dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi  pekerti  mulia.  Literasi  pada  awalnya  dimaknai  'keberaksaraan'  dan selanjutnya  dimaknai 'melek'  atau  'keterpahaman'. Pada  langkah  awal, “melek  baca  dan  tulis"  ditekankan  karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal. 

Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis saja.  Agar mampu  bertahan di abad  XXI, masyarakat  harus menguasai  enam  literasi  dasar,  yaitu  literasi baca- tulis, matematika, sains, teknologi inf ormasi dan komunikasi, keuangan, serta  kebudayaan dan kewarganegaraan.  Tiga  literasi  lainnya  yang  perlu  dikuasai  adalah  literasi kesehatan, keselamatan  (jalan,  mitigasi  bencana),  dan  kriminal  (bagi siswa   SD  disebut  “se kolah  aman”) (Wiedarti,  Mei  2016). Literasi gesture pun  perlu  dipelajari  untuk  mendukung  keterpahaman makna  teks  dan konteks  dalam  masyarakat  multikultural  dan  konteks  khusus  para  difabel. Semua ini merambah pada pemahaman multiliterasi.   

Menurut Abidin (2015), multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide - ide dan informasi dengan menggunakan bentuk - bentuk teks konvensional maupun bentuk - bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia. B eragam teks yang digunakan  dalam  satu  konteks  ini  disebut  teks  multimoda  (multimodal text ). Adapun pembelajaran  yang  bersifat  multiliterasi -- menggunakan strategi  literasi  dalam  pembelajaran dengan  memadukan  karakter dan keterampilan  abad  ke- 21  (keterampilan  berpikir  tingkat tinggi) -- diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup  sepanjang hayat.

Berdasarkan  uraian  tersebut,  istilah  literasi  merupakan  sesuatu  yang terus  berkembang  atau terus  berproses,  yang  pada  intinya  adalah pemahaman  terhadap  teks  dan  konteksnya  sebab manusia  berurusan dengan  teks sejak dilahirkan, masa  kehidupan,  hingga  kematian, Keterpahaman terhadap beragam teks akan membantu keterpahaman kehidupan dan berbagai aspeknya  karena  teks  itu  representasi  dari  kehidupan  individu  dan  masyarakat  dalam  budaya masing- masing. 

Komunitas  sekolah  akan  terus  berproses  untuk  menjadi  individu  ataupun sekolah  yang  literat. Untuk itu, implementasi GLS pun merupakan sebuah proses agar siswa  menjadi literat, warga sekolah menjadi literat, yang akhirnya literat menjadi kultur atau budaya yang dimiliki individu atau sekolah tersebut.

Saat  ini  kegiatan  di  sekolah  ditengarai  belum optimal  mengembangkan kemampuan  literasi warga  sekolah  khususnya  guru  dan  siswa.  Hal  ini disebabkan  antara  lain  oleh  minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta  minimnya penggunaan  buku - buku  di  sekolah  selain  buku - teks  pelajaran.  Kegiatan membaca  di  sekolah  masih  terbatas  pada  pembacaan buku teks pelajaran  dan  belum melibatkan jenis bacaan lain. 

Pada  sisi  lain,  hasil  beberapa  tes  yang  telah dilakukan adalah sebagai berikut. PIRLS  atau  Progress International  Reading Literacy  Study (PIRLS)  mengevaluasi kemampuan  membaca siswa  kelas IV. PISA atau Programme  for International Student Assessment  mengevaluasi kemampuan siswa berusia  15  tahun  dalam  hal  membaca, matematika, dan sains.  INAP atau  Indonesia National  Assessment  Programme  (INAP) mengevaluasi  kemampuan  siswa  dalam  hal membaca,  matematika,  dan sains.  INAP disejarkan dengan PIRLS karena sama- sama untuk SD kelas IV.

Data  ini  selaras  dengan  temuan  UN ESCO  (2012)  terkait  kebiasaan membaca  masyarakat Indonesia  yang  menyatakan  bahwa  hanya  satu dari  1.000  orang  Indonesia  yang  membaca.  Sejalan dengan hal tersebut,hasil tes PIAAC atau Programme for the International Assessment of  Adult Competencies  tahun  2016  untuk  tingkat  kecakapan  orang  dewasa  juga men unjukkan hasil  yang  memprihatinkan.  Indonesia  berada  di  peringkat paling  bawah  pada  hampir  semua jenis  kompetensi  yang  diperlukan orang  dewasa  untuk  bekerja  dan  berkarya  sebagai  anggota masyarakat. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena kemampuandan keterampilan membaca  merupakan  dasar  bagi  pemerolehan  pengetahuan, keterampilan,  dan  pembentukan sikap  siswa. Oleh sebab itu ,   dibentuklah Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah  satu  alternatif  untuk  menumbuhkembangkan  budi  pekerti siswa  melalui  pembudayaan ekosistem  literasi  sekolah  agar  mereka  menjadi  pembelajar  sepanjang  hayat  (Wiedarti  dan Kisyani- L. ed., 2016).   

Upaya  sistematis  dan  berkesinambungan  perlu  dilakukan  untuk meningkatkan  kemampuan literasi  siswa.  GLS   untuk  menumbuhkan minat  baca  dan  kecakapan  literasi   telah  dicanangkan sejak tahun 2016 , namun saat ini  belum sepenuhnya  menye ntuh aspek pembelajaran di   kelas karena kondisi sekolah dan kelas berbeda - beda. Beberapa   panduan terkait GLS telah diterbitk an tahun 2016  oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni  (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,  (2) Panduan  Gerakan  Literasi Sekolah  di Sekolah Dasar, (3) Panduan  Gerakan Literasi  Sekolah di Sekolah Menengah  Pertama,  (4) Pand uan  Gerakan  Literasi  Sekolah  di  Sekolah Luar  Biasa, (5) Panduan  Gerakan Literasi  Sekolah  di  Sekolah  Menengah Atas; (6) Panduan  Gerakan  Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku  Saku Gerakan  Literasi  Sekolah, (8)  Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Saat ini, GLS perlu  disempurnakan  dengan  panduan  teknis  dan pelatihan   atau  penyegaran  untuk memampukan guru melaksanakan strategi literasi dalam  pembelajaran.

Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan guru sasaran Kurikulum 2013. Materi  yang disajikan terutama  menekankan pada peningkatan  keterampilan  mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan keterampilan abad ke - 21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi). Keterampilan   berpikir  tingkat  tinggi   (keterampilan  abad  ke- 21)  merupakan  salah  satu kompetensi capaian implementasi Kurikulum 2013. 




= Baca Juga =



Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon