Pengertian Literasi |
Pengertian Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai 'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.
Pemahaman literasi pada akhirnya
tidak hanya merambah pada masalah baca tulis saja. Agar mampu
bertahan di abad
XXI, masyarakat harus menguasai enam literasi
dasar, yaitu literasi baca- tulis, matematika, sains,
teknologi inf ormasi dan komunikasi, keuangan, serta kebudayaan dan kewarganegaraan. Tiga
literasi lainnya yang
perlu dikuasai adalah
literasi kesehatan, keselamatan (jalan,
mitigasi bencana), dan kriminal (bagi siswa
SD disebut “se kolah
aman”) (Wiedarti, Mei 2016). Literasi gesture pun perlu
dipelajari untuk mendukung
keterpahaman makna teks dan konteks dalam masyarakat
multikultural dan konteks
khusus para difabel. Semua ini merambah pada pemahaman
multiliterasi.
Menurut Abidin (2015),
multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk
menyatakan dan memahami ide - ide dan informasi dengan menggunakan bentuk -
bentuk teks konvensional maupun bentuk - bentuk teks inovatif, simbol, dan
multimedia. B eragam teks yang digunakan
dalam
satu konteks ini
disebut teks multimoda
(multimodal text ). Adapun pembelajaran yang
bersifat multiliterasi --
menggunakan strategi literasi
dalam pembelajaran dengan memadukan
karakter dan keterampilan
abad ke- 21 (keterampilan
berpikir tingkat tinggi) --
diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup
sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian
tersebut, istilah literasi
merupakan sesuatu yang terus berkembang atau terus
berproses, yang pada
intinya adalah pemahaman
terhadap teks dan
konteksnya sebab manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, masa kehidupan,
hingga kematian, Keterpahaman
terhadap beragam teks akan membantu keterpahaman kehidupan dan berbagai aspeknya karena
teks itu representasi
dari kehidupan individu
dan masyarakat dalam
budaya masing- masing.
Komunitas sekolah
akan terus berproses
untuk menjadi individu
ataupun sekolah yang
literat. Untuk itu, implementasi GLS pun merupakan sebuah proses agar
siswa menjadi literat, warga sekolah
menjadi literat, yang akhirnya literat menjadi kultur atau budaya yang dimiliki
individu atau sekolah tersebut.
Saat ini kegiatan di
sekolah ditengarai belum optimal
mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah
khususnya guru dan
siswa. Hal ini disebabkan antara lain
oleh minimnya pemahaman warga
sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku - buku di
sekolah selain buku - teks
pelajaran. Kegiatan membaca di
sekolah masih terbatas
pada pembacaan buku teks pelajaran dan
belum melibatkan jenis bacaan lain.
Pada sisi
lain, hasil beberapa
tes yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. PIRLS atau Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) mengevaluasi kemampuan membaca siswa kelas IV. PISA atau Programme
for International Student Assessment mengevaluasi kemampuan siswa berusia 15
tahun dalam hal
membaca, matematika, dan sains.
INAP atau Indonesia National Assessment
Programme (INAP) mengevaluasi kemampuan
siswa dalam hal membaca,
matematika, dan sains.
INAP disejarkan dengan PIRLS karena sama- sama untuk SD kelas IV.
Data ini
selaras dengan temuan
UN ESCO (2012) terkait
kebiasaan membaca masyarakat Indonesia yang
menyatakan bahwa hanya
satu dari 1.000
orang Indonesia yang
membaca. Sejalan dengan hal
tersebut,hasil tes PIAAC atau Programme for the International Assessment of Adult Competencies tahun 2016
untuk tingkat kecakapan
orang dewasa juga men unjukkan hasil yang memprihatinkan. Indonesia
berada di peringkat paling bawah pada
hampir semua jenis kompetensi
yang diperlukan orang
dewasa untuk bekerja
dan berkarya sebagai
anggota masyarakat. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena kemampuandan keterampilan membaca merupakan
dasar bagi pemerolehan
pengetahuan, keterampilan, dan
pembentukan sikap siswa. Oleh
sebab itu , dibentuklah Satuan Tugas
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah
satu alternatif untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti siswa
melalui pembudayaan ekosistem literasi
sekolah agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang
hayat (Wiedarti dan Kisyani- L. ed., 2016).
Upaya sistematis
dan berkesinambungan perlu
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan literasi siswa. GLS
untuk menumbuhkan minat
baca dan kecakapan
literasi telah dicanangkan sejak tahun 2016 , namun saat
ini belum sepenuhnya menye ntuh aspek pembelajaran di kelas karena kondisi sekolah dan kelas
berbeda - beda. Beberapa panduan
terkait GLS telah diterbitk an tahun 2016
oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni
(1) Desain Induk Gerakan Literasi
Sekolah, (2) Panduan Gerakan
Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (3) Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Menengah
Pertama, (4) Pand uan
Gerakan Literasi Sekolah
di Sekolah Luar
Biasa, (5) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
Sekolah Menengah Atas; (6) Panduan Gerakan
Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan
Literasi Sekolah, (8)
Manual Pendukung Gerakan Literasi
Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Saat ini, GLS perlu disempurnakan
dengan panduan teknis
dan pelatihan atau
penyegaran untuk memampukan guru
melaksanakan strategi literasi dalam
pembelajaran.
Salah satu pelatihan
tersebut adalah pelatihan guru sasaran Kurikulum 2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan
mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan
kecakapan literasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan keterampilan
abad ke - 21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi). Keterampilan berpikir
tingkat tinggi (keterampilan abad
ke- 21) merupakan salah
satu kompetensi capaian implementasi Kurikulum 2013.
EmoticonEmoticon