Karya:
Hamid Jabbar
Bila
kita selalu berkaca setiap saat
Dan di
setiap tempat
Maka
tergambarlah:
Alangkah bermacamnya
Wajah
kita
Yang
berderet bagai patung
Di toko
mainan di jalan braga:
Wajah
kita adalah wajah bulan
Yang
purnama dan coreng-moreng
Serta
gradakan dan bopeng-bopeng
Wajah kita adalah wajah manusia
Yang
bukan lagi manusia
Dan
terbenam dalam wayang
Wajah
kita adalah wajah rupawan
Yang
bersolek menghias lembaran
Kitab
suci dan kitab undang-undang
Wajah
kita adalah wajah politisi
Yang mengepalkan
tangan bersikutan
Menebalkan
muka meraih kedudukan
Wajah
kita adalah wajah setan
Yang
menari bagai bidadari
Merayu
kita menyatu onani
Bila
kita selalu berkaca dengan kaca
Yang
buram tak sempurna
Maka
tergambarlah
Alangkah
berperseginya :
Wajah kita Yang terkadang bagai binatang
Di kota
di taman margasatwa
Wajah
kita adalah wajah serigala
Yang
mengaum menerkam mangsanya
Dengan
buas, lahap dan gairahnya
Wajah
kita adalah wajah anjing
Yang
mengejar bangkai dan kotoran
Di tong
sampah dan selokan-selokan
Wajah
kita adalah wajah kuda
Yang
berpacu mengelus bayu
Mendenguskan
napas-napas nafsu
Wajah
kita adalah wajah wajah babi
Yang
menyeruduk dalam membuta
Menyembah
tumpukan harta-benda
Wajah kita adalah wajah buaya
Yang
meratap dalam riangnya
Dan
tertawa dengan sedihnya
Bila
kita selalu berkaca dengan kaca
Yang
mengkilap dan rata
Maka
tergambarlah
Alangkah
berseadanya
Wajah kita
Yang
mendengar segala erang
Berkerendahan
hati dan berkelapangan dada
Wajah
kita adalah wajah
Yang
kurang tambah
Serta
selebihnya
Wajah
kita adalah wajah
Yang
sujud rebah
Bagi-Nya
jua
Wajah
kita adalah wajah
Yang
bukan wajah
Hanya
fatamorgana
======================
1 komentar
I really like this poetry it's a kind of satire
EmoticonEmoticon